Sabtu, 04 Oktober 2025

Masa Muda Itu Singkat, Nak

 Kalau ngomongin soal masa muda, rasanya kayak mengingat lembaran lama yang penuh warna. Ada rasa manis, ada getir, ada juga tawa yang kalau diingat bikin senyum-senyum sendiri. Sebagai seorang ibu, sering rasanya pengen bilang ke anak-anak muda zaman sekarang: “Nak, masa muda itu singkat. Jangan sampai kamu sia-siain hanya buat hal yang nggak ada manfaatnya.”

Masa muda itu ibarat bunga yang baru mekar, indah, segar, harum. Tapi kalau nggak dirawat, cepat layu juga. Begitu pula dengan hidup. Waktu muda memang tenaga masih kuat, semangat lagi membara, mimpi tinggi melangit. Tapi jangan lupa, waktu itu nggak akan balik lagi. Begitu kita sudah melewati masa muda, yang tersisa cuma cerita dan kenangan.


Zaman Dulu dan Sekarang Berbeda

Ibu jadi ingat masa mudanya dulu. Kalau mau komunikasi sama teman aja, harus nulis surat. Nunggu balasan bisa berhari-hari, bahkan berminggu-minggu. Kalau mau ketemu, ya janjian langsung. Kadang janjinya cuma, “Ketemu di bawah pohon beringin jam segini,” dan kalau salah waktu, bisa kelewat. Tapi justru itu yang bikin masa muda dulu penuh kesabaran.

Sekarang beda. Anak muda tinggal buka HP, bisa langsung video call. Mau pesan makanan, tinggal klik. Mau belajar, tinggal buka internet. Semua serba cepat. Tapi justru karena serba cepat itu, banyak anak muda yang jadi kurang bisa menikmati proses. Padahal, masa muda itu bukan cuma soal hasil, tapi juga soal perjalanan yang dijalani.


Masa Muda Itu Waktu Paling Berharga

Nak, masa muda itu waktu emas. Di situlah kamu bisa menanam, menata, dan mempersiapkan masa depan. Jangan sampai waktu mudamu habis buat hal-hal yang nggak jelas arahnya.

Ibu sering lihat anak-anak muda yang menghabiskan waktunya buat hal sia-sia. Bangun siang, main gadget seharian, nongkrong tanpa tujuan. Bukan berarti nggak boleh bersenang-senang, ya. Senang itu perlu, namanya juga muda. Tapi jangan lupa kalau hidup ini bukan cuma buat main. Ada masa depan yang harus dipikirkan, ada orang tua yang berharap banyak, dan ada diri sendiri yang kelak bakal menuai apa yang ditanam hari ini.


Salah Itu Wajar, Tapi Jangan Keseringan

Namanya juga muda, pasti ada salahnya. Dulu waktu muda, ibu juga sering keras kepala, pengennya semua diturutin, nggak mau kalah sama orang tua. Tapi seiring waktu, ibu sadar kalau nasihat orang tua itu bukan buat ngerem semangat kita, tapi buat ngarahin biar nggak jatuh ke lubang yang sama.

Kalau salah sekali, nggak apa-apa. Itu bagian dari belajar. Tapi kalau keseringan salah karena nggak mau dengerin nasihat, ya akhirnya capek sendiri. Ingat nak, orang tua bukan musuhmu. Mereka cuma pengen kamu nggak jatuh di jalan yang sama kayak mereka dulu.


Masa Muda dan Cinta

Ah, kalau bahas masa muda tanpa cinta, rasanya ada yang kurang. Zaman muda itu hati masih gampang bergetar. Lihat senyum manis sedikit aja, langsung kebawa mimpi. Itu wajar, namanya juga proses. Tapi ingat nak, cinta itu jangan sampai bikin kamu lupa sama tujuan utama.

Banyak anak muda yang rela ngorbanin segalanya demi cinta, padahal akhirnya cuma luka. Boleh jatuh cinta, boleh sayang sama seseorang, tapi jangan sampai cinta itu bikin kamu buta arah. Kalau orang itu baik, dia bakal dukung kamu buat jadi lebih baik. Kalau nggak, berarti dia cuma mampir sebentar di hidupmu. Jangan buang masa muda cuma buat mengejar cinta yang nggak jelas.


Gunakan Masa Muda untuk Berkarya

Masa muda itu waktunya penuh energi. Tenaga masih kuat, otak masih segar, ide masih banyak. Sayang banget kalau itu nggak dipakai buat berkarya. Berkarya itu nggak selalu soal bikin sesuatu yang besar, tapi bisa dari hal kecil. Belajar rajin, bantu orang tua, ikut kegiatan positif di masyarakat, atau mengembangkan hobi yang bermanfaat.

Ingat nak, kalau kamu bijak gunakan masa muda, hasilnya baru akan kamu rasakan nanti di masa tua. Jangan tunggu menyesal di kemudian hari karena dulu terlalu sibuk main-main.


Masa Muda Itu Ujian

Banyak orang bilang, masa muda itu masa paling indah. Memang betul, tapi sekaligus masa paling berat juga. Karena di situlah banyak godaan datang. Godaan malas, godaan pergaulan bebas, godaan untuk ikut-ikutan hal negatif. Kalau nggak kuat, masa muda bisa habis begitu saja tanpa arah.

Tapi kalau bisa bertahan, masa muda justru bisa jadi bekal yang paling berharga. Ingat nak, hidup ini bukan soal siapa yang cepat, tapi siapa yang konsisten.


Nikmati, Tapi Jangan Lupa Batas

Sebagai ibu, ibu paham banget anak muda itu butuh main, butuh bersenang-senang. Silakan nikmati, silakan tertawa, silakan kumpul sama teman. Tapi jangan lupa batas. Jangan sampai kebebasanmu hari ini jadi penyesalan di hari tua.

Ibu sering bilang ke anak-anak, “Kalau kamu tahu batas, kamu bisa nikmatin hidup tanpa takut menyesal.” Hidup itu soal keseimbangan. Antara kerja dan main, antara cinta dan tanggung jawab, antara mimpi dan kenyataan.


Pesan Ibu untuk Anak Muda

Nak, masa muda itu nggak akan balik lagi. Kalau sudah lewat, kamu cuma bisa cerita. Jadi gunakan sebaik-baiknya.

  • Hargai waktu, jangan buang sia-sia.

  • Jaga kesehatan, karena badan muda nggak berarti kebal sakit.

  • Dengarkan orang tua, karena mereka cuma ingin yang terbaik buatmu.

  • Jangan takut gagal, tapi juga jangan malas mencoba.

  • Jadilah orang yang bermanfaat, karena itu yang akan bikin hidupmu berarti.


Penutup

Masa muda itu ibarat pagi hari. Cerah, penuh semangat, penuh harapan. Tapi kalau kamu sia-siakan, siang hari bisa jadi melelahkan, sore bisa penuh sesal, malam bisa penuh penyesalan.

Sebagai ibu, ibu cuma bisa mengingatkan. Nikmati masa mudamu, tapi jangan lupa arah. Karena masa depanmu ditentukan oleh apa yang kamu lakukan hari ini. Ingat nak, masa muda itu singkat. Jangan sampai kamu cuma mengisinya dengan hal-hal yang tak berguna.